Secara
umum, ada dua tipe demensia, yakni demensia alzheimer dan demensia
vaskuler. Pada tipe pertama, sel neuron otak akan mati perlahan, dan
penyakit ini bersifat progresif alias bertambah berat. Selain merusak
fungsi kognitif, demensia tipe ini biasanya terjadi pada seseorang yang
berusia lebih dari 65 tahun.
Pada
usia itu, fungsi kognitif mulai berkurang 15 persen. "Selanjutnya,
setiap penambahan usia lima tahun, penurunan fungsi akan berlangsung dua
kali lipat," kata Rocsky.
Sedangkan demensia vaskuler bisa
disebabkan oleh stroke, trauma, atau radang otak. Maka, para pengidap
penyakit hipertensi lebih berpotensi mengalami demensia. "Hipertensi
menyebabkan peredaran darah tidak stabil. sehingga kerja otak terganggu
dan bisa mengalami pikun," kata Rocsky.
Sayang,
kerusakan kognitif ini sering diabaikan. Apalagi jika tidak disertai
gejala demensia. Karena itu, penting untuk mengidentifikasi sejak dini
adanya penurunan kognitif yang progresif.
Gejala demensia sebenarnya
muncul secara perlahan. timumnya diawali dengan penurunan kemampuan otak
yang berlangsung secara progresif pada memori. Penurunan fungsi otak
itu menyebabkan berkurangnya kemampuan intelegensia, perhatian,
konsentrasi, orientasi, serta menurunnya kemampuan memecahkan masalah.
Berbagi ilmu
tentang damensia Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic,
mengatakan, kepribadian pasien juga terpangaruh."Penyakitini juga
menyerang mental sehingga ada perubahan perilaku," .
Yang
patut diketahui juga, demensia ternyata bisa menyerang orang masih
muda. Pemicunya bisa karena faktor genetik alias keturunan, misal,
keluarganya pernah ada yang mengidap demensia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar