Awal Kehidupan berdasarkan Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Teori Biogenesis Francesco Redi (Italia, 1626 – 1697), Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729 – 1799), dan Louis Pasteur (Perancis, 1822 – 1895) Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799). untuk lebih jelasnya pembaca bisa simak postingan di bawah ini tentang teori Awal kehidupan
Berdasarkan fosil dan perhitungan yang teliti, diduga kehidupan muncul
di bumi sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Para ilmuwan berteori bahwa
kehidupan terbentuk melalui suatu proses evolusi. Evolusi adalah suatu
perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan dalam
waktu jutaan, bahkan bermilyar-milyar tahun lamanya. Teori mengenai
asal-usul kehidupan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Teori
Abiogenesis dan Teori Biogenesis. Mari cermati uraiannya.
1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Tokoh teori ini adalah Aristoteles (384 – 322 SM), seorang ahli filsafat
dan ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Menurut teori yang dikemukakannya,
makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Sebenarnya, Aristoteles
mengetahui bahwa telur-telur ikan merupakan hasil perkawinan akan
menetas menghasilkan ikan yang sama dengan induknya, tetapi dia yakin
bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur. Makhluk tersebut terjadi secara
spontan sehingga teori abiogenesis disebut juga generation spontanea.
Tokoh Abiogenesis yang lain adalah John Needham (1700) seorang
berkebangsaan Inggris. Dia melakukan percobaan dengan merebus sepotong
daging dalam wadah selama beberapa menit (tidak sampai steril). Air
rebusan daging disimpan dan ditutup dengan tutup botol dari gabus.
Setelah beberapa hari, air kaldu menjadi keruh yang disebabkan oleh
adanya mikroba. Needham mengambil kesimpulan bahwa mikroba berasal dari
air kaldu. Jadi, menurut paham generation spontanea, semua kehidupan
berasal dari benda tak hidup secara spontan, seperti:
a) ikan dan katak berasal dari lumpur
b) cacing berasal dari tanah
c) belatung terbentuk dari daging yang membusuk
d) tikus berasal dari sekam dan kain kotor.
Pada abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop
sederhana. Dengan alat ini, ia dapat melihat benda-benda aneh yang
sangat kecil dalam setetes air rendaman jerami. Penemuan inilah yang
merupakan awal runtuhnya paham Abiogenesis. Tidak semua orang puas
dengan teori yang dikemukakan oleh para penganut paham abiogenesis. Oleh
karena itu, ada orang yang mulai menyelidiki asal-usul makhluk hidup
melalui berbagai percobaan.
Walaupun bertahan beratus-ratus tahun, teori Abiogenesis akhirnya goyah
dengan adanya penelitian tokoh-tokoh yang tidak puas dengan paham
Abiogenesis. Tokoh-tokoh ini antara lain: Francesco Redi (Italia, 1626 –
1697), Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729 – 1799), dan Louis Pasteur
(Perancis, 1822 – 1895)
2. Teori Biogenesis
a. Percobaan Francesco Redi (1626 – 1697)
27 - Teori Mengenai Asal-Usul Kehidupan 1Francesco Redi adalah seorang
dokter Italia. Dia melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa ulat
tidak muncul dengan sendirinya pada daging yang membusuk, melainkan
berasal dari telur lalat. Pada percobaannya yang pertama tahun 1668,
Redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua toples. Toples I diisi
dengan sekerat daging dan ditutup rapat-rapat. Sedangkan, toples II
diisi dengan kerat daging dan dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari,
keadaan daging pada kedua toples tersebut diamati. Hasilnya, pada toples
II daging telah membusuk dan di dalam daging terdapat banyak larva. F.
Redi menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk,
tetapi berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada kerakan
daging dan telur tersebut menetas menjadi larva.
Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pengikut teori
abiogenesis. Sanggahan tersebut adalah kehidupan pada toples I tidak
dapat terjadi karena toples tersebut tertutup sehingga tidak ada kontak
dengan udara. Akibatnya, tidak ada daya hidup di dalamnya.
Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu
meletakkan daging pada toples tertutup kain kasa sehingga masih terjadi
hubungan dengan udara, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa keratan daging membusuk, pada daging ini ditemukan
sedikit larva, dan pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak
larva. Redi berkesimpulan larva bukan berasal dari daging yang membusuk,
tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur
jatuh pada daging.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799)
Percobaan Spallanzani pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi
bahan yang digunakan adalah air kaldu. Labu I : diisi 70 cc air kaldu,
kemudian dipanaskan 15ยบ C dan dibiarkan terbuka. Labu II : diisi 70 cc
air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu dipanaskan
dan pada daerah pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin
agar lebih rapat.
Kedua labu itu ditempatkan di tempat terbuka dan didinginkan. Setelah beberapa hari kemudian, hasil percobaan menunjukkan bahwa:
Labu I : terjadi perubahan, air kaldu menjadi keruh dan berbau tidak enak, serta banyak mengandung mikroba.
Labu II : tidak ada perubahan sama sekali, air tetap jernih dan tanpa
mikroba. Tetapi, bila dibiarkan terbuka lebih lama terdapat banyak
mikroba.
Teori Mengenai Asal-Usul Kehidupan 2
Dengan mikroskop tampak bahwa pada kaldu yang berasal dari labu I dan
labu II terdapat mikroorganisme. Spallanzani menyimpulkan bahwa
timbulnya kehidupan hanya mungkin jika telah ada kehidupan sebelumnya.
Jadi, mikroorganisme tersebut telah ada dan tersebar di udara. Pendukung
abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Spallanzani,
sebab udara diperlukan untuk berlakunya generation spontanea.
Sedangkan, paham biogenesis beranggapan bahwa udara itu merupakan sumber
kontaminasi.
c. Percobaan Louis Pasteur
Orang yang memperkuat teori Biogenesis dan menumbangkan teori
Abiogenesis hingga tak tersanggahkan lagi adalah Louis Pasteur (1822 –
1895) seorang ahli biokimia berkebangsaan Perancis. Pasteur melakukan
percobaan penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan Spallanzani. Pada
percobaannya, Pasteur menggunakan air kaldu dan tabung berleher angsa.
Percobaannya adalah sebagai berikut:
1) Air kaldu dimasukkan ke labu berleher angsa. Labu ini digunakan
dengan tujuan untuk menjaga adanya hubungan antara labu dengan udara
luar. Selanjutnya, labu dipanaskan untuk mensterilkan air kaldu dari
mikroorganisme.
2) Setelah dingin, labu ditempatkan pada tempat yang aman. Karena bentuk
pipa seperti angsa, udara dari luar dapat masuk ke dalam labu dan
menempel di dasar lehernya.
Sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang steril. Jadi,
dalam percobaan ini masih ada daya hidup seperti yang dipersoalkan
penganut paham Abiogenesis. Setelah dibiarkan beberapa hari, air kaldu
tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
3) Labu yang berisi air kaldu jernih, kemudian dipecahkan lehernya
sehingga air kaldu bersentuhan dengan udara luar secara langsung.
Setelah beberapa hari dibiarkan, air kaldu menjadi busuk dan banyak
mengandung mikroorganisme.
Teori Mengenai Asal-Usul Kehidupan
Kesimpulan percobaan Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air
kaldu bukan berasal dari cairan (benda tak hidup), melainkan dari
mikroorganisme yang terdapat di udara. Mikroorganisme yang ada di udara
masuk ke dalam labu bersama-sama dengan debu.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, tumbanglah Teori Abiogenesis dan muncul Teori Biogenesis yang menyatakan bahwa:
a) Omne vivum ex ovo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari telur.
b) Omne ovum ex vivo, artinya setiap telur berasal dari makhluk hidup.
c) Omne vivum ex vivo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
Yang menakjubkan, Teori diatas telah ada sejak 1400 tahun yang Lalu.